WORKSHOP Penggagasan dan Pengembangan Atmosfir PKM
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) adalah suatu wadah yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dalam memfasilitasi potensi yang dimiliki mahasiswa Indonesia untuk mengkaji, mengembangkan, dan menerapkan ilmu dan teknologi yang telah dipelajarinya di perkuliahan kepada masyarakat luas. PKM memiliki lima sub program, yaitu PKM-Penelitian (PKMP), PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) dan PKM-Penulisan Artikel Ilmiah (PKM-I). Finalis dari masing-masing PKM akan dilombakan dalam Pekan Ilmiah Nasional.
ULM termasuk dalam Kluster II dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), yang artinya ULM memiliki alokasi untuk mengajukan sekitar 500 proposal PKM per tahun. Pengajuan proposal PKM selama ini lebih banyak didominasi oleh Fakultas Kedokteran, FMIPA, FKIP, dan Fakultas Teknik. Sementara itu, Fakultas Pertanian, terutama PS Agribisnis, hanya sedikit mengajukan proposal.
Ada beberapa kendala mengapa mahasiswa PS Agribisnis kurang aktif mengajukan proposal, diantaranya adalah sulitnya menelurkan ide baru, kurangnya motivasi dan kurangnya pembimbingan. Sementara itu, proposal yang pernah diajukan jarang sekali diterima karena berbagai faktor.
Berangkat dari permasalahan ini, Jurusan SEP dan HIMASEP mengadakan workshop pada hari Sabtu, 13 April 2019 di Ruang Sidang I. Workshop ini menghadirkan dosen dan pembimbing/reviewer PKM (Ir. Anis Wahdi, M.Si dan Dr. Ir. H. Abrani Sulaiman), Ketua Jurusan (Dr. Ir. Sadik Ikhsan, DAD, M.Sc), dan pelaku PKM (Karimal Arum, SP, MP dan Elfa Refina). Peserta yang hadir sekitar 25 mahasiswa dan diharapkan kelompok ini tidak hanya sekedar mengajukan proposal PKM, tetapi juga dapat menularkan ide kreatif untuk PKM untuk mahasiswa lain.
Dalam pemaparannya, Abrani Sulaiman mengungkapkan beberapa fakta yang mengejutkan. Selama ini mahasiswa dan dosen pembimbing tidak memperhatikan dengan teliti panduan PKM yang selalu berubah dari tahun ke tahun.
Sekitar 70% porposal ditolak pada tahap I (administrasi)” kata Abrani.
Kesalahan yang umum pada Tahap I meliputi format proposal tidak sesuai dengan panduan, kesalahan ketik, nama pengaju proposal disingkat, ketidakkonsistenan PKM yang diajukan, serta jenis PKM yang diajukan tidak sesuai dengan apa yang ditulis di cover, isi proposal, dan dokumen lampiran.
“Seleksi PKM semakin ketat dari tahun ke tahun. Seakan-akan, kami sebagai reviewer, diminta untuk menolak sebanyak mungkin proposal yang masuk. Tahun lalu masuk lebih dari 70 ribu proposal PKM, sementara alokasi pemerintah hanya sekitar 4000an”, lanjut Abrani.
Ini merupakan tantangan tersendiri dari mahasiswa PS Agribisnis untuk memunculkan ide-ide baru yang unik untuk diimplementasikan dalam wujud proposal PKM. Di sisi lain, Kalimantan Selatan kaya akan keanekaragaman hayati dan kearifan sosial yang bisa menjadi sumber ide.
“Proposal PKM dengan nilai lokal yang unik memiliki kesempatan yang lebih besar untuk diterima”, jelas Abrani yang diamini Anis.
Sumber:
Tag:ide, kreativitas, mahasiswa, PKM, workshop